Sabtu, 19 November 2011

Perkembangan Jalan Pemuda Semarang


            Jalan Pemuda adalah salah satu jalan utama di Kota Semarang. Jalan ini membujur dari Titik Nol Kilometer yang berbatasan dengan Jembatan Berok sampai ke Tugu Muda. Titik Nol Kilometer berada di depan Gedung Papak (Gedung Keuangan Negara) karena pada saat itu Pemerintah Hindia Belanda masih mengacu pada tradisi di Eropa yang menggunakan Kantor Pos sebagai titik sentrum. Selain itu, Jembatan Berok juga merupakan pintu masuk benteng (kota lama).
Jembatan Berok






  Jalan ini menjadi pusat pemerintahan Kota Semarang karena banyak berdiri gedung-gedung pemerintah Kota Semarang di sepanjang jalan ini, seperti Kantor Walikota Semarang, Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, dan Kantor DPRD Kota Semarang. Selain itu, berdiri pula sekolah terkenal di Kota Semarang di jalan ini, seperti SMA Negeri 3 Semarang, SMA Negeri 5 Semarang, dan SD Marsudirini dan beberapa pusat perbelanjaan modern seperti Paragon, DP Mall, dan Sri Ratu Pemuda serta tempat wisata, yaitu Lawang Sewu.
         Pada zaman Belanda, Jalan Pemuda bernama Jalan Bodjong (berarti Pemuda dalam bahasa Belanda). Sejak zaman Belanda jalan ini telah dijadikan sentra bisnis dan pemerintahan. Hingga kini, Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Jalan Pemuda juga masih mengacu pada garis yang telah ditetapkan Pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda memilih jalan ini sebagai sentra bisnis karena terletak pada jalur di antara pusat bisnis (pelabuhan, Kota Lama, Pekojan, dan Pecinan), perkantoran pemerintahan (bundaran Unaki hingga Tugu Muda), dan pusat permukiman (Semarang atas). Bodjong dipilih sebagai daerah perbelanjaan eceran yang pertama di Semarang. Perbelanjaan eceran itu juga dilengkapi dengan Pasar Johar sebagai pasar rakyat yang melayani pemukim-pemukim yang mengelilingi berbagai sentra bisnis itu. Perkembangan daerah ini terus berlanjut hingga pasca-kemerdekaan dan beberapa di antaranya masih ada yang tetap berdiri tegak hingga saat ini.
Jalan Bodjong

         Jika dilihat dari morfologinya, banyak bangunan di sepanjang jalan ini yang masih mempertahankan bentuk aslinya yaitu bercorak arsitektur Belanda. Gedung-gedung yang ada disangga oleh pilar-pilar tinggi, atap bangunan tinggi, pintu utama tinggi dengan lubang ventilasi di atasnya, serta jendela-jendela berukuran besar dengan jumlah yang cukup banyak seperti yang tampak pada Kantor Walikota Semarang, Gedung depan SMAN 3 Semarang, Lawang Sewu, Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dan Gedung Juang 45. Terjadinya perubahan bentuk ruang kota di jalan ini disebabkan oleh semakin berkembangnya aktivitas dan kebutuhan penduduk di Kota Semarang. Terdapat suatu proses urbanisasi di jalan ini yang berfungsi sebagai pembentuk dan pengembang kawasan jika dilihat dari aspek sosial, ekonomi, serta perubahan fisik bangunan. Walaupun telah banyak berdiri bangunan-bangunan bercorak modern di jalan ini, namun bangunan asli masih tetap dipertahankan sebagai simbol sejarah pembentukan jalan ini. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai cagar budaya dan sarana pendidikan tentang Kota Semarang.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar