Rabu, 25 Juli 2012

Analisis Crosstab


Metode Crosstab disebut juga sebagai metode tabulasi silang. Metode Crosstab merupakan metode yang menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasi dan mengetahui korelasi antara dua variabel (Gasperz, 1992). Definisi lain mengenai metode Crosstab juga diungkapkan oleh Santoso (2000), dimana metode tabulasi silang (crosstab) merupakan metode untuk menganalisis keterkaitan beberapa faktor yang disusun menjadi kolom dan baris. Adapun data tersebut merupakan data kualitatif, khususnya data yang berskala nominal dan ordinal. Jadi, metode Crosstab merupakan suatu bentuk analisis statistik deskriptif yang dipergunakan untuk mengetahui korelasi antar dua variabel sederhana dimana hasil tabulasi yang dilakukan disajikan ke dalam bentuk tabel dengan variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Dalam hal ini, baris berisikan variabel terpengaruh (dependent variable) dan kolom berisikan variabel mempengaruhi (independent variable).
Dalam analisis Crosstab terdapat sebuah uji yaitu Uji Chi Square Pearson dimana nilai atau hasil dari uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel baris dan kolom yang diinputkan. Uji ini memiliki hipotesis, yaitu
Ho = tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 = ada hubungan antara baris dan kolom
Hipotesis tersebut memiliki asumsi jika Ho diterima, maka H1 ditolak. Jika Ho ditolak, maka H1 diterima. Ho diterima bila nilai Chi Square hitung lebih kecil dari chi square tabel, dan bila nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square tabel maka Ho ditolak. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah Chi Square tabel bisa dihitung dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima (tidak ada korelasi antara dua variabel), dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak (ada korelas antara dua variabel).
Uji lainnya yang juga terdapat dalam analisis Crosstab adalah Uji Contingency Coefficient. Uji ini digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel. Yang perlu diperhatikan dari uji ini adalah bila Ho diterima, maka tidak perlu untuk melihat nilai dari Uji Contingency Coefficient ini karena kedua variabel tidak punya ketekaitan, namun bila Ho hasil uji Chi Square ditolak, maka perlu untuk melihat nilai Contingency antar dua variabel karena ada keterkaitan di dalamnya. Selain itu, didalam analisis Crosstab juga terdapat nilai Lambda. Nilai ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel kolom dan baris. Nilai Lambda berkisar antara 0-1. Bila mendekati 0, maka terdapat faktor lain yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variable).

Berikut adalah tahapan kerja dalam analisis Crosstab :
1.   Buka program kerja SPSS
2.   Tentukan nama variabel jenis data pada variabel view
3.   Masukkan data ke data view
4.  Untuk analisisnya, klik menu Analyze pilih Descriptive Statistics pilih Crosstabs
5. Tentukan dependent dan independent variabelnya, dimana row berisikan dependent variabel/variabel yang dipengaruhi dan column berisikan independent variable/variabel penyebab
6.   Lalu, klik Statistics centang pada Chi-Square dan Correlations. Pilih semua menu kategori pada Nominal (Contingency Coefficient, Phi and Cramer’s V, Lambda, dan Uncertainty Coeffient), klik continue
7.   Kembali ke menu awal, klik menu Cells pada counts pilih Observed klik Continue
8.  Kembali ke menu awal, klik menu Format pada row order pilih Ascending Continue
9.  Klik pada Display Clustered Bar Charts jika ingin menampilkan diagram bar dalam output
10.    OK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar