Metode Crosstab
disebut juga sebagai metode tabulasi silang. Metode Crosstab merupakan metode
yang menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasi dan mengetahui korelasi
antara dua variabel (Gasperz, 1992). Definisi lain mengenai metode Crosstab
juga diungkapkan oleh Santoso (2000), dimana metode tabulasi silang (crosstab)
merupakan metode untuk menganalisis keterkaitan beberapa faktor yang disusun
menjadi kolom dan baris. Adapun data tersebut merupakan data kualitatif,
khususnya data yang berskala nominal dan ordinal. Jadi, metode Crosstab
merupakan suatu bentuk analisis statistik deskriptif yang dipergunakan untuk
mengetahui korelasi antar dua variabel sederhana dimana hasil tabulasi yang
dilakukan disajikan ke dalam bentuk tabel dengan variabel yang tersusun sebagai
kolom dan baris. Dalam hal ini, baris berisikan variabel terpengaruh (dependent variable) dan kolom berisikan
variabel mempengaruhi (independent
variable).
Dalam analisis
Crosstab terdapat sebuah uji yaitu Uji Chi Square Pearson dimana nilai atau
hasil dari uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
baris dan kolom yang diinputkan. Uji ini memiliki hipotesis, yaitu
Ho = tidak ada
hubungan antara baris dan kolom
H1 = ada
hubungan antara baris dan kolom
Hipotesis
tersebut memiliki asumsi jika Ho diterima, maka H1 ditolak. Jika Ho ditolak,
maka H1 diterima. Ho diterima bila nilai Chi Square hitung lebih kecil dari chi
square tabel, dan bila nilai Chi Square hitung lebih besar dari Chi Square
tabel maka Ho ditolak. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah Chi Square
tabel bisa dihitung dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima (tidak ada korelasi antara dua variabel),
dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak (ada korelas antara
dua variabel).
Uji lainnya yang
juga terdapat dalam analisis Crosstab adalah Uji Contingency Coefficient. Uji
ini digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel. Yang perlu
diperhatikan dari uji ini adalah bila Ho diterima, maka tidak perlu untuk
melihat nilai dari Uji Contingency Coefficient ini karena kedua variabel tidak
punya ketekaitan, namun bila Ho hasil uji Chi Square ditolak, maka perlu untuk
melihat nilai Contingency antar dua variabel karena ada keterkaitan di
dalamnya. Selain itu, didalam analisis Crosstab juga terdapat nilai Lambda.
Nilai ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel kolom dan baris. Nilai Lambda
berkisar antara 0-1. Bila mendekati 0, maka terdapat faktor lain yang
mempengaruhi variabel terikat (dependent
variable).
Berikut adalah
tahapan kerja dalam analisis Crosstab :
1. Buka
program kerja SPSS
2. Tentukan nama variabel jenis data
pada variabel view
3. Masukkan data ke data view
4. Untuk analisisnya, klik menu Analyze pilih Descriptive
Statistics pilih Crosstabs
5. Tentukan dependent dan independent
variabelnya, dimana row berisikan
dependent variabel/variabel yang dipengaruhi dan column berisikan independent variable/variabel penyebab
6. Lalu, klik Statistics centang pada Chi-Square dan Correlations. Pilih semua menu kategori pada Nominal
(Contingency Coefficient, Phi and Cramer’s V, Lambda, dan Uncertainty
Coeffient), klik continue
7. Kembali ke menu awal, klik menu Cells pada counts pilih Observed
klik Continue
8. Kembali ke menu awal, klik menu Format pada row order pilih Ascending Continue
9. Klik pada Display Clustered Bar
Charts jika ingin menampilkan diagram bar dalam output
10. OK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar